KonsepWarung Makan Sederhana Lesehan, Bisa Juga Lho! Bingung ketika memilih konsep saat membuka usaha kerap terjadi. Apalagi kini banyak pesaing yang menyajikan tampilan usaha ini juga kekinian. Akan tetapi Anda tak perlu khawatir. Berbekal konsep warung lesehan, Anda bisa meraup banyak keuntungan.
Makadari itu, Sobat harus punya inisiatif untuk membuka warung bakso pertama di kampung. Tidak perlu membuka warung besar, warung kecil-kecilan saja dengan kios kecil ataupun teras rumah. Jadi dengan biaya 1 juta Sobat tetap bisa membuka warung bakso. Meskipun hanya warung kecil, baiknya Sobat Kuliner memprioritaskan pada pelayanan.
Jalanjalan di wilayah Gandaria, banyak tempat makan dengan konsep kekinian yang bermunculan. Salah satunya Warung Bakmi Mpek Tjoen, yang menarik perhatian dengan lambang restoran terdiri dari empat bahasa, Indonesia, Jepang, China, dan Korea. Warung bakso beranak ini juga bukan satu-satunya yang dimiliki Wondo.
WarungE- KPK, Konsep Kekinian, Wadah Enterpreneur Kawula Muda
SejarahBakso Malang. Sebelum khas menjadi kuliner Malang, sejarah bakso bemula di Tionghoa, sekitar awal abad ke-17 pada akhir Dinasti Ming. Saat itu, hidupah seorang pria bernama Meng Bo yang hidup bersama ibunya. Seiring bertambahnya usia, ibu Meng Bo kesulitan mengonsumsi daging, sehingga Meng Bo berusaha mencari cara untuk memecahkan
Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Galeri Foto detikFood - detikFood Selasa, 26 Apr 2022 0730 WIB Jakarta - Di Gandaria, banyak tempat makan kekinian bermunculan. Seperti Warung Bakmi Mpek Tjoen yang menarik perhatian dengan lambang restoran terdiri dari empat bahasa. Meski pun nama restoran ini ada unsur warung bakmi, tapi interior dan suasananya lebih bergaya kafe kekinian. Dilengkapi dengan berbagai makanan khas Indonesia. Foto Meski namanya warung bakmi, tapi makanan yang tersedia tak hanya bakmi saja. Menggabungkan konsep bakmi gaya China, dan makanan khas Indonesia. Restoran ini lengkap sajikan dari makanan ringan hingga menu utama yang menggugah selera. Foto Seperti menu Nasi Goreng Cingur Rp Jika biasanya cingur atau irisan dari moncong sapi diolah jadi rujak, di Mpek Tjoen, cingur jadi topping nasi goreng yang enak. Foto Porsinya cukup banyak, dengan rasa gurih dari bumbu bawang serta irisan cabe merah yang dipakai campuran nasi. Kenyalnya cingur yang sudah dibumbui juga enak, dan tidak gurih berlebihan. Menu ini wajib dicoba untuk para penggemar hidangan nasi goreng, dan cingur sapi. Foto Salah satu menu andalanlainnya yang harus dicoba di sini tentunya Bakmi Bakso Rp Foto Semua mie yang ada di sini diproduksi secara home made, dengan tingkat ketebalan mie yang berbeda. Ada mie besar, mie sedang, hingga mie kecil. Foto Tapi yang paling favorit adalah mie kecilnya. Disajikan dalam mangkuk berukuran besar, berisi mie kecil, potongan daging ayam rebus, irisan bawang daun dan seledri, taburan bawang goreng putih, dan jeruk limau. Dengan dua butir bakso dan kuah kaldu yang disajikan terpisah. Foto Tekstur mienya cukup kenyal, tidak terlalu lembek dengan tingkat kematangan yang pas. Ditambah dengan aroma harum dari daun bawang dan bawang putih goreng di atasnya. Foto Untuk pelengkapnya, jangan lupa pesan Pangsit Goreng Rp isi lima buah, yang ukurannya cukup besar. Pangsit goreng ini, berisi adonan udang yang cocok jadi teman makan bakmi hingga nasi goreng cingur. Foto
Bedi Zubaedi Pemilik Resto Makan Bakso Meskipun masuk di kategori bisnis yang sudah lazim ditemukan di setiap sudut kota, bakso selalu diminati. Itulah mengapa Bedi Zubaedi optimistis Resto Makan Bakso yang diluncurkankan dengan berbalut konsep kekinian, unik dan kualitas, akan mampu bersaing. “Makan Bakso konsepnya berbeda dengan warung bakso umumnya. Kebersihan kami jamin, juga kehalalannya, menu unik dan harga terjangkau. Bakso ini bisa dibilang makanan sejuta umat’. Akan tetapi, jika yang ditawarkan adalah konsep baru dan menu yang unik, saya percaya produk kami akan menjadi pilihan utama pecinta bakso,” katanya saat peluncuran Resto Makan Bakso 10/03/2020 di Duren Sawit Jakarta Timur. Item produknya antara lain menu bakso polos, urat, jumbo dan ditambah bakso kekinian dengan isi keju, mozarela, serta yang paling istimewa adalah bakso Tamago telur ceplok setengah matang yang disajikan di atas bakso dan mie. “Cita rasa istimewa Makan Bakso tertuang di dalam kuah kaldunya; ada consommé, sumsum, iga, ditambah baksonya yang lezat dan sensasi paduan telur setengah matang. Sehingga menu Makan Bakso memiliki gizi dan energi yang tinggi,” jelas Bedi. Dalam menjaga kualitas baksonya, pihaknya memperhatikan mata rantai proses pembuatannya mulai dari daging sapi Bali segar hasil potongan langsung, kemudian diolah menggunakan peralatan yang seluruhnya stainless steel, selanjutnya dikirim ke cabang-cabang dengan sesuai standar. Sehingga jaminan 99% kualitas tinggi terjamin sesuai standar. Benita Adzani, Managing Director Makan Bakso, mengungkapkan tahun ini pihaknya menargetkan akan buka 10 resto yang dimiliki sendiri. Ia yakin target akan tercapai, bahkan bisa melampaui dengan dukungan Bedi Corporation yang ahli di bisnis makanan, dan membangun brand, serta mengikuti perkembangan zaman. Dan seperti halnya bisnis-bisnis di bawah Bedi Corporation sebelumnya yang membuka peluang kemitraan, Makan Bakso juga siap menerima calon mitra. Benita menegaskan bahwa profesionalitas manajemen dari grup bisnis ini, akan membuat para mitra Makan Bakso dapat meraih untung dalam investasinya. Untuk mitra bisnis, dibutuhkan dana Rp 150-400 juta untuk setiap gerai Makan Bakso tergantung kondisi ruko. Untuk kerja sama kemitraan ini ada dua konsep yang ditawarkan yaitu, manage by principal dan manage by mitra. Bedi Corporation sudah sejak 2012 fokus di bisnis Food and Beverage didirkan oleh Bedi Zubaedi. Ia juga pendiri Quick Chicken yang merupakan resto siap saji lokal sejak 2000. Selain itu ada resto Huma Steak sejak 2012, Bedilicious, Nomi Nomi Delight, Ayam Goreng Kampung Hj. Listiawari, AGTL Ny. Nannys. Editor Eva Martha Rahayu
SENSASITamago’ atau telur berpadu dengan bakso bukan hanya sebagai isian. Namun, telur ternyata bisa juga dijadikan toping dalam penyajian bakso. Bakso Tamago’ merupakan menu paling laku di kedai bakso Makan Bakso’ yang baru dibuka pada 10 Februari kemarin. Warung yang dipopulerkan oleh Bedi Zubaedi, sang maestro di bidang waralaba khususnya food and beverage F&B ini mengenalkan konsep bakso kekinian. “Bakso sudah terbukti menjadi makanan yang sustainable. Semua orang suka bakso mulai dati anak-anak hingga orang tua, kaya miskin suka bakso. Tanpa harus edukasi lagi, ini adalah produk yang simpel," kata Bedi Zubaedi di Jakarta, Selasa 11/3. Bedi mengatakan, Resto Makan Bakso’ menyediakan beragam menu bakso. Ada bakso polos, urat, jumbo, dan ditambah bakso kekinian dengan isi keju, mozarela, serta yang paling istimewa adalah bakso Tamago. Ini adalah telur ceplok setengah matang yang disajikan di atas bakso dan mie. Cita rasa istimewa Makan Bakso tertuang di dalam kuah kaldunya. Ada consomme, sumsum, iga, ditambah baksonya yang lezat dan sensasi paduan telur setengah matang. Baca juga Warga Banjarmasin mulai Berburu Empon-Empon “Bakso Tamago ini pertama di Indonesia, bahkan di dunia,” lanjut dia. Bedi mengaku untuk menjaga kualitas baksonya, pihaknya menjaga mata rantai proses pembuatannya mulai dari pembelian daging sapi Bali segar hasil potongan langsung, kemudian diolah menggunakan peralatan yang seluruhnya stainless steel. Bahkan, dalam pembuatan adonan Bakso Ia tak menyampurkan bahan kimiawi apapun. Selanjutnya, bakso segar tersebut dikirim ke cabang-cabang dengan sesuai standar. Dengan demikian, jaminan 99% kualitas tinggi terjamin sesuai standar. “Bisnis F&B tentu DNA-nya ada di produk. Menjaga kualitas produk dan layanan merupakan kunci paling penting,” ujar Bedi. Baca juga Kapau untuk Selera Milenial Managing Director Makan Bakso Benita Adzani mengatakan, sebelum launching, pihaknya banyak melakukan riset menu. Salah satunya dalam pemilihan toping telur ceplok setengah matang. Ini merupakan makanan sehari-hari yang sangat familiar. "Telur kan makanan sehari-hari. Pagi telur, siang telur bahkan malam pun kadang orang makan nasi goreng pakai telur. Bahkan, sempat ramai nasi telur kecap. Akhirnya kami pakai Tomago, dan ini sudah jadi top selling,” katanya. Menurut Benita, ke depannya dia menargetkan dapat memiliki 10 resto milik sendiri. Dia meyakini target itu akan terpenuhi, bahkan bisa saja terlampaui dengan dukungan penuh dari Bedi Corporation yang expert bisnis makanan, dan terbukti dengan setiap brand yang dibangunnya selalu diterima market, serta mengikuti perkembangan zaman dan tren. “Seperti halnya bisnis-bisnis di bawah Bedi Corporation sebelumnya yang membuka peluang kemitraan, Makan Bakso juga siap menerima calon mitra. Apalagi bisnis di Indonesia dikuasi oleh F&B sebesar 40% dan pertumbuhannya baik. Selain itu, minat masyarakat makan bakso juga tinggi," tandas dia. OL-7
konsep warung bakso kekinian